3 Kajian teori
Bab I
Teori Warna
Pendahuluan
Warna adalah intrumen yang membuat sebuah karya menjadi lebih emosi ada suasana yang disampaikan. warna juga sebagai simbol atau makna dalam berkomunikasi, oleh karena itu adanya perbedaan makna dari wilayah-wilayah tertentu. warna awalnya hanya ditemukan warna primer saja, dengan perkembangnya zaman adanya permainan warna dari gelap terangnya warna, sampai kombinasi warna dalam pengaplikasikannya.
Warna berasal dari Spektrum Cahaya yaitu adanya gelombang
panjang Cahaya yang diuraikan melalui prisma kaca hingga menjadi warna-warna
Pelangi yang kemudian disebut sebagai “ spektrum “ atau warna Cahaya yang
dikenal dengan merah, jingga, kuning, hijau, biru, nila dan ungu. ( Sanyoto,
Sadjiman Ebdi, 2009).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), warna adalah
kesan yang diperoleh mata dari cahaya yang dipantulkan benda-benda sehingga
membentuk corak warna seperti biru dan hijau.
Warna juga merupakan pengalaman dari indra penglihatan yaitu
munculnya pantulan Cahaya dari sesuatu zat yang tampak ( dapat dilihat ) dan
disebut dengan istilah pigmen atau bahan warna. Ketika Cahaya yang menimpa
suatu benda kemudian memantulkan cahayanya ke mata ( retina ) yang kemudian
diterjamahkan oleh otak sebagai warna tertentu. Dalam pengertian lainnya warna
adalah spektrum tertentu yang berada di dalam suatu cahaya putih sempurna.
Identitas pada warna ini ditentukan oleh panjang gelombang cahaya. ( Arum
Rifda, 2022 )
Menurut para ahli :
1. Teori Sir Isaac Newton
Teori warna pertama yang dikemukakan oleh Sir Isaac Newton.
Beliau telah melakukan percobaan serta mendapatkan sebuah kesimpulan dimana
apabila dilakukan pemecahan pada warna spektrum yang dihasilkan dari sinar
matahari, maka akan ditemukan berbagai warna yang beragam.
Warna ini sendiri terdiri dari warna merah, jingga, kuning,
biru, serta ungu. Berbagai warna yang diungkapkannya tersebut juga dapat kita
lihat pada pelangi.
2. Teori Brewster
Teori warna kedua yaitu oleh Brewster yang pertama kali
diungkapkan pada tahun 1831. Pada teorinya ini, beliau menyederhanakan warna
yang ada menjadi empat kelompok warna yang terdiri dari primer, sekunder,
tersier, serta warna netral.
Kelompok warna tersebut disusun dalam sebuah lingkaran warna
brewster yang menjelaskan mengenai teori komplementer, split komplementer,
triad, serta tetrad.
Teori Brewster yang juga disebut sebagai lingkaran warna ini
hingga sekarang juga masih banyak digunakan, khususnya pada dunia seni rupa.
3. Teori Munsell
Teori warna ketiga yaitu oleh Munsell yang dikemukakan pada
tahun 1858. Pada teorinya, beliau menyelidiki warna dengan standar warna untuk
aspek fisik serta aspek psikis.
Perbedaan dari teori ini sendiri dengan kedua teori sebelumnya, Munsell menyatakan warna pokok yang ada terdiri dari warna merah, kuning, hijau, biru serta jingga. Dan sedangkan warna sekundernya sendiri terdiri atas warna jingga, hijau muda, hijau tua, biru tua serta nila. ( Harris M, 2021 )
Jadi teori warna adalah sebuah pedoman yang digunakan oleh
para desainer dalam menyampaikan sebuah informasi atau pesan kepada para audiensnya melalui
warna. Pemaknaan sebuah warna bisa berbeda-beda dari persepsi tiap orang. Ada
beberapa warna yang disukai dan juga tidak menyukai beberapa warna. Tetapi
warna juga bisa membuat identitas sebuah individu atau kelompok dan pada
sekarang sering dipakai sebagai identitas suatu brand bisnis, untuk mewakili
citra dari bisnis tersebut.
Karena ketika seseorang memutuskan apakah meraka menyukai
sebuh produk atau tidak, rata-rata dipengaruhi oleh warna dari produk itu,
sebab pertama kali meraka lakukan adalah melihat produk tersebut dan warna yang
sesuai dengan produk lah yang membuat minat seseorang untuk suka.
Teori warna dan Color wheel
Teori Color wheel atau roda warna ditemukan oleh Sir Isaac
Newton pada tahun 1666. Di dalam roda warna tersebut terdapat 3 kelompok warna
yang terdiri dari :
1. Primer
Pertama, warna primer menurut Hubspot didefinisikan sebagai
warna yang tidak dapat dibuat dengan menggabungkan dua warna maupun lebih
secara bersamaan. Dengan kata lain, warna primer merupakan warna dasar.
Beberapa contoh dari warna primer, yaitu merah, kuning, serta biru.
2. Sekunder
Kedua, berbeda dengan warna primer, warna sekunder dapat
dihasilkan menggunakan gabungan dari dua maupun tiga warna primer yang ada di
atas.
Berikut ini beberapa contoh dari warna sekunder, yaitu:
- Warna oranye merupakan hasil dari gabungan antara warna merah dan kuning.
- Warna ungu merupakan hasil dari gabungan antara warna merah dan biru.
- Warna hijau merupakan hasil dari gabungan antara warna kuning dan biru.
3. Tersier
Ketiga, warna tersier sendiri jauh lebih rumit jika
dibandingkan dengan warna primer maupun warna sekunder. Hal tersebut
dikarenakan warna tersier merupakan hasil campuran dari warna primer serta
warna sekunder.
Hal ini dikarenakan semua warna primer yang ada belum tentu dapat digabungkan dengan warna sekunder, dan begitu pula sebaliknya dimana warna sekunder yang ada belum tentu bisa digabungkan dengan warna primer. ( Harris M, 2021 )
Berikut ini beberapa contoh dari warna tersier, yaitu:
Warna magenta merupakan hasil dari gabungan antara warna
merah yang merupakan warna primer dengan warna ungu yang merupakan warna
sekunder.
Atribut Warna
Dengan banyaknya warna yang ada, dapat dibagi menjadi
beberapa bagian yang disebut sebagai sistem warna Prang System. Hal
ini juga seringkali disebut sebagai atribut warna dan dikemukakan oleh Louis
Prang pada tahun 1876 yang terbagi menjadi tiga, yaitu:
1. Hue
Pertama, hue yang merupakan istilah yang digunakan untuk
menunjukkan nama dari sebuah warna, seperti contohnya adalah merah, biru,
hijau, dan sebagainya.
2. Value
Kedua, value yang merupakan dimensi kedua atau digunakan
untuk menjelaskan mengenai terang atau gelapnya sebuah warna. Contohnya sendiri
adalah tingkatan warna yang ada dari putih hingga hitam.
3. Saturation or Intensity
Ketiga, saturation atau intensity yang juga sering disebut
dengan chroma merupakan sebuah dimensi yang mempunyai hubungan dengan cerah
atau suramnya dari sebuah warna. ( Harris M, 2021 )
Skema Warna
Selain teori warna dan juga roda warna, terdapat pula skema
warna yang juga penting dalam pengimplementasiannya ke dalam sebuah produk
maupun materi pemasaran. Skema warna ini dikembangkan oleh desainer melalui
roda warna yang ada.Berikut ini pembagian skema warna yang dilansir dalam
Usability Geek yang dibedakan menjadi beberapa kategori sebagai berikut.1. Monokrom
Skema warna pertama yaitu monokrom, yang secara umum skema
ini menggunakan variasi rona yang sama. Skema monokrom ini sangatlah sederhana
dan dapat menghasilkan tampilan yang memberikan kesan elegan.
2. Analog
Skema warna kedua yaitu analog, yang menggunakan perpaduan
antara warna primer dengan warna sekunder. Secara umum, skema analog ini
sangatlah menenangkan serta memberikan kesan nyaman untuk digunakan.Dalam perspektif bisnis, skema analog bukan hanya enak untuk
dipandang, namun juga dapat mengajak konsumen yang ada untuk mengambil
tindakan, seperti contohnya mengajak untuk membeli produk serta layanan yang
mereka tawarkan.3. Complementary
Skema warna ketiga yaitu complementary, yang menggunakan
warna yang berlawanan yang ada pada roda warna, seperti contohnya adalah warna
merah dan warna hijau.Pada umumnya, skema complementary ini akan memberikan
kontrak yang sangat kuat sehingga dapat dengan jelas terlihat.4. Triadic
Skema warna keempat yaitu triadic, yang menggunakan tiga
warna yang tersebar secara merata pada seluruh roda warna. Warna yang digunakan
tersebut kemungkinan bukan warna yang cerah, namun dengan skema warna yang
tepat dapat mempertahankan kontras yang tinggi. ( Harris M, 2021 )
Warna Panas dan Warna Dingin
Skema Warna
1. Monokrom
Skema warna pertama yaitu monokrom, yang secara umum skema ini menggunakan variasi rona yang sama. Skema monokrom ini sangatlah sederhana dan dapat menghasilkan tampilan yang memberikan kesan elegan.
2. Analog
3. Complementary
4. Triadic
Warna Panas dan Warna Dingin
Pada lingkaran warna yang ada baik pada warna primer hingga
warna tersier juga dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok besar yang terdiri
dari kelompok warna panas serta kelompok warna dingin.
Kelompok warna panas dimulai dari warna kuning kehijauan
hingga warna merah. Sedangkan kelompok warna dingin dimulai dari warna ungu
kemerahan hingga warna hijau.
Warna panas dapat menghasilkan sensasi panas serta dekat.
Sedangkan warna dingin memberikan kesan sebaliknya yaitu, sensasi dingin serta
jauh.
Sebuah karya seni dapat disebut memiliki komposisi warna harmonis jika berbagai warna yang ada pada karya tersebut dapat menghasilkan efek hangat-sedang. ( Harris M, 2021 )
Hubungan Antar Warna
1. Kontras komplementer
Hubungan antar warna pertama adalah kontras komplementer
yang merupakan gabungan antara dua warna yang saling berseberangan pada
lingkaran warna.
Dua warna yang berada pada posisi kontras komplementer
sendiri dapat menghasilkan hubungan kontras yang paling kuat. Seperti contohnya
warna jingga dengan warna biru.
2. Kontras split komplemen
Hubungan antar warna kedua adalah kontras split komplemen
yang merupakan gabungan antara dua warna yang saling agak berseberangan.
Contoh dari kontras split komplemen ini adalah warna jingga
yang memiliki hubungan split komplemen dengan warna hijau kebiruan.
3. Kontras triad komplementer
Hubungan antar warna ketiga adalah kontras triad
komplementer yang merupakan gabungan antara tiga warna yang ada pada lingkaran
warna dan membentuk segitiga sama sisi serta memiliki sudut 60 derajat.
4. Kontras tetrad komplementer
Hubungan antar warna keempat adalah kontras tetrad
komplementer atau juga yang sering disebut dengan double komplementer yang
merupakan gabungan antara empat warna yang membentuk sebuah bangun segi empat
pada lingkaran warna serta memiliki sudut 90 derajat ( Harris M, 2021 )
Bagaimana sekarang manusia mengunakan warna dalam kehidupan manusia.
Manusia telah mengunakan teori warna pada hampir semua aspek
kehidupannya terutama menjadi sebuah identitas, seperti setiap Kerajaan dulu
menggunakan warna sebagai identitasnya yang diaplikasikan melalui bendera atau
sebuah pakaian yang cirikhas dari Kerajaan tersebut. dan juga warna menjadi
sebuah komunikasi dari makna-makna dari tiap warna, makna ditiap warna akan
berbeda di tiap-tiap dearah.
Contohnya Berdasarkan sumber Smashing
Magazine mengemukakan, bahwa warna merah sendiri memiliki efek fisik pada
seseorang, dimana dapat meningkatkan tekanan darah, tingkat pernapasan, serta
metabolisme manusia.
Di dunia barat, warna merah juga memiliki asosiasi yang
berbeda. Seperti halnya di Tiongkok, dimana warna merah digambarkan sebagai
warna kemakmuran serta kebahagiaan.
Selain itu, warna merah juga dapat digunakan untuk menarik
keberuntungan. Seperti halnya yang digambarkan pada budaya timur lainnya,
dimana warna merah dipakai oleh pengantin wanita di hari pernikahan mereka.
Contoh lainnya, pada negara Mesir, warna kuning diartikan atau memiliki makna berkabung. Sedangkan di Jepang, warna kuning digambarkan sebagai simbol keberanian. ( Harris M, 2021 )
Di negara kita yaitu Indonesia juga memiliki indentitas
warna salah satunya pada benderanya yaitu Merah dan putih yang bermakna Berani
dan suci. Negara Indonesia adalah negara berkepulaan yang terdiri banyak
daerah-daerah, dan tiap derah juga memiliki indentitas warna salah satunya, Jakarta
Daerah ini diwakili oleh budaya-budaya Betawi, warna yang
menjadi identitasnya adalah warna cerah ceriah yaitu Warna jambon (merah muda
terang) merupakan warna yang paling banyak dijumpai disetiap kemeriahan acara
masyarakat Betawi. Warna dadu
(merah), hijau, kuning,
jingga, dan biru juga menjadi
warna Jakarta. Warna-warna
cerah ini juga
dapat ditemui di beberapa
upacara adat masyarakat
Betawi seperti: pernikahan
dan sunatan. Pakaian
pengantin dan para pengiringnya sudah dapat
dipastikan berwarna terang
dan cerah. Begitu
pula baju para
penarinya. Dan sampai warna makan khas dari budaya Betawi mengunakan
warna cerah, juga sebagai meningkatkan selera makanan. ( Mita Purbasari, Laura
Christina Luzar, Yusaira Farhia, 2014 )
Warna-warna Betawi banyak dipengaruhi keudayaan Cina, yang
menyukai warna merah dan cerah. Komposisi penggunaan warna Betawi tanpa format
(acak) tanpa ketentuan yang pasti. Warna-warna
cerah ini tidak
hanya menceritakan suasana
suka cita tetapi
juga semangat dan ketegasan
masyarakat Betawi dalam menjalani kehidupan.
Kesimpulan
Manusia memiliki kamampuan indra yaitu Pengelihatan, pendengaran, meraba, dan Perasa. Indra-indra tersebut lah yang menentukan sebuah Keputusan atau Tindakan seseorang. Setiap orang memiliki pemikiran yang berbeda-beda, yang membuat bisa terjadinya perbedaan yaitu dari lingkungan dia tumbuh. Hal ini dibuktian setiap orang asing datang ke suatu wilayah baru atau negara meraka pasti mendapatkan culture shock karena ada suatu hal yang tidak sesuai dalam pemikirannya atau kebiasaan dari budaya tersebut. oleh karena itu peradanya sebuah symbol atau pesan yang bisa dimengerti oleh semua orang salah satunya adalah Warna, kenapa warna bisa menjadi sebuah bentuk pesan yang bisa dimengerti oleh banyak orang, karena indra pertama yang bisa membuat Keputusan seseorang pada indra pengelihatanya. Jika kita akan tahu makanan tidak basi dengan basi harus lelalui indra perasa, pasti setelah mencicipi bisa terjadi hal yang tidak diingin kan, oleh karena itu manusia mulai menindtifikasi suatu warna yang menjadi hal indentitas, seperti makanan basi bisa dilihat apakah ada wana bintik-bintik hijau pada makanan olahan roti, atau mengindentitaskan sebuah ancaman seperti ketika dihutan terlihat ada warna oren pada Semak-semak, kita pasti tahu itu adalah sekor harimau dengan begitu kita bisa menjahui daerah berbahaya tersebut.
Warna juga menjadi sebuah ukuran seberapa indahnya sesuatu,
seperti dari aspek fashion, aspek tata rias, tata bangunan sampai menjadi unsur
tatak letak. Seperti kesatuan sebuah warna pada interior ruang, warna yang
tampilkan di website, sampai media iklan dan warna yang dipilih juga harus
sesuai dengan pesan yang disampai, jika tidak pesan yang ingin disampaikan
tidak tersampaikan atau kurang jelas.
Oleh karena itu sebagai mahasiswa DKV saya harus bisa
menentukan skema warna yang cocok untuk menyelesaikan sebuah permasalahan yang
ada.
Bab II
Teori Iklan
Pendahuluan
Apa itu Iklan
Menurut para ahli :
1. Kotler
Iklan menjadi wujud dari presentasi promosi gagasan atau
presentasi non-pribadi yang berkaitan dengan barang atau jasa dari sponsor
tertentu. Dengan begitu, iklan banyak digunakan oleh perusahaan dan sponsor,
sehingga harus terbilang resmi dan dapat diterima pada kalangan masyarakat.
2. Rachmat Kriyantono
Iklan menjadi suatu bentuk dalam menyampaikan pesan tentang
suatu produk dan akan tersampaikan ke beberapa media. Pembiayaannya
diselesaikan oleh pemrakarsa dan juga diperuntukkan pada masyarakat.
3. Rhenald Kasali
Menurut beliau, iklan merupakan sebuah pesan yang digunakan
untuk menawarkan suatu produk melalui berbagai media. Karena itulah, iklan
memiliki potensi besar untuk diterima oleh kalangan masyarakat.
4. Stanton
Iklan berarti kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat dalam
memperlihatkan sesuatu kepada audiens secara non-personal. Namun, sponsor harus
lebih jelas dan memiliki biaya untuk menyampaikan pesan dari organisasi, serta
produk tertentu.
5. Fandy Tjiptono
Iklan adalah suatu bentuk promosi yang paling mudah dilakukan dan digunakan oleh banyak perusahaan. Itulah yang akan membuat kerajaan, juga mengetahui bagaimana solusinya.
Jadi iklan adalah serangkaian komunikasi yang dilakukan oleh personal atau sebuah
kelompok dengan memiliki tujuan promosikan sebuah benda/produk untuk menarik
perhatian para audiens. Iklan juga sering digunakan sebuah kemersial untuk meningkatkan
pembelian atas sebuah produk yang diberikan oleh Perusahaan tersebut.
Dan keefektifan sebuah iklan juga dipengaruhi tempat dimana
iklan tersebut ditayangkan, kita harus meriset dimana media yang sering digunakan
oleh calon konsumen yang diinginkan. Dan cara mengkemaskan iklan tersebut
dengan sesuai keteria dari calon konsumen nya.
Tujuan iklan
Dengan membuat sebuah iklan yang tujuan jelas maka akan memungkin
keberhasilan dari iklan tersebut dalam menyampaikan pesan yang diinginkan akan
tersampaikan dengan baik. Dan memudahkan konsumen untuk menerima informasi-informasi
yang disampaikan.
Terdapat beberapa tujuan iklan menurut Kotler dan Keller (2016:609) yaitu:
1. Informative Advertising
Bertujuan untuk menciptakan kesadaran merek dan pengetahuan atau fitur tentang produk baru yang sudah ada.
2. Persuasive Advertising
Bertujuan untuk menciptakan kesukaan, preferensi, keyakinan dan pembelian suatu produk atau layanan. Beberapa iklan persuasif adalah iklan komparatif, yang secara eksplisit membandingkan atribut dari dua merek atau lebih.
3. Reminder Advertising
Bertujuan untuk mendorong pembelian ulang untuk suatu produk atau jasa.
4. Reinforcement Advertising
Bertujuan untuk menyakinkan para pembeli saat
ini bahwa mereka membuat pilihan yang tepat.
Pengukuran Iklan
Terdapat 3 indikator dalam pengukuran iklan yang disampaikan
oleh Setiawan dan Rabuani dalam Widiastuti (2021) yaitu:
1) Mission (tujuan) Menetapkan tujuan periklanan yang merujuk pada keputusan sebelumnya mengenai pasar sasaran.
2) Message (pesan yang disampaikan) Idealnya suatu pesan
harus mendapat perhatian, menarik, membangkitkan keinginan dan menghasilkan
tindakan.
3) Media (media yang digunakan) Pengaruh pemberitahuan iklan
terhadap kesadaran konsumen sasaran tergantung kepada jangkauan, frekuensi dan
dampak iklan.
Ciri-ciri Iklan
Kita pasti sudah melihat iklan sejak masih kecil mungkin lewat media cetak, televisi, radio, dll. Tetapi kita terkadang menerima sebuah iklan terasa sedang mendengarkan sebuah iklan yang biasanya disebut soft selling penjualan secara halus, tetapi kan juga terkadang harus melakukan metode hard selling yang dimana mempromosikan iklan secara terang-terangan. Tetapi kita bisa mengindetifikasi informasi tersebut adalah sebuah iklan atau tidak, berikut ciri-ciri iklan :
1. Mengunakan kata singkat
Dalam membuat iklan harus menseleksikan
kata-kata yang mewakili pesan yang ingin disampaikan. Tetapi kenapa harus
singkat?, sebab jika terlalu panjang para konsumen akan susah dalam menerima
infomasi yang disampaikan dan juga tidak bertele-tele dalam menyampaikan sebuah
iklan.
Iklan yang baik dan benar adalah iklan yang
menggunakan kata-kata menarik, sopan, serta logis. Guna mewujudkan maksud
tersebut, benar-benar dibutuhkan sebuah kreatifitas supaya iklan dapat menarik
perhatian pembacanya.
2. Diksi atau sugesti
Pemilihan kata (diksi) memang bersifat
mempengaruhi orang lain karena pemilihan kata seharusnya berwujud ajakan.
Meskipun bentuk ajakannya tidak tersampaikan secara langsung, dapat dipastikan
penulisan materi iklan memuat materi yang namanya hard selling dan
juga soft selling.
Pengunan hard selling biasanya untuk iklan yang bertujan memberikan informasi tentang diskon, event, atau informasi tentang keunggulan produk. Bedanya Soft selling biasanya bertujuan untuk pengingat atau awareness pada produk tersebut.
3. Bersifat informatif
Iklan harus tetap menonjolkan dan memperlihatkan informasi secara detail supaya bisa bermanfaat untuk pembaca. Baik itu informasi tentang produk, pentingnya penggunaan, sampai informasi terkait layanan masyarakat, serta sejumlah informasi lainnya yang masih disematkan.
Biasanya berkaitan apa yang sedang terjadi pada lingkungan Masyarakat, misalnya sudah banyak sekali adanya sampah plastic dengan mengunakan produk ini mendukung kampanye daur ulang limbah plastic dan mencegah penambahan limbah sampah plastic.
4. Tertarget
Dalam dalam membuat sebuah iklan, sudah harus tahu target pasar yang ditujuh, misal iklan sabun cuci piring untuk ibu-ibu rumah tangga dalam menyelesaikan permasalahan cucian piring, iklan susu anak-anak untuk memberikan nutrisi yang dibutuhkan pada masa pertumbuhannya.
Dengan begitu akan memudahkan sebuah iklan
dalam menyampaikan pesan yang ingin disampaikan dan juga menyelesaikan
kebutuhan atau permasalahan pada para konsumen.
Kesimpulan
Jadi bisa disimpulan bahwa untuk membuat sebuah iklan tidak
bisa asal, harus perlu meriset beberapa aspek dari jenis iklan yang ingin dibuat,
biaya yang diperlukan, informasi apa yang ingin disampaikan, dan sampai iklan
ini ditarget kan untuk calon konsumen seperti apa. Dengan meriset aspek-aspek
tersebut akan memudahkan dalam pembuatan iklan dan menjadi jelas tujuan dari
sebuah iklan yang dibuat.
Sebagai mahasiswa DKV kita perlu bijak dalam pembuatan iklan,
dalam pembuatan iklan tidak hanya dalam memberikan sebuah infomasi tetapi juga
dapat menyelesaikan permasalahan pada lingkungan Masyarakat. Dengan begitu
iklan tersebut menjadi lebih bernilai dan bermanfaat.
Bab III
Teori Logo
Pendahuluan
Apa itu Logo
Logo berasal dari kata serapan Bahasa Yunani kuno, yaitu logos
yang memiliki arit budi, pikiran, akal, dan kata. pada tahun 1980 sampai
dengan tahun 1984, yang memiliki arti tulisan nama entitas yang secara khusus
dibentuk dengan menggunakan teknik lettering atau jenis huruf tertentu yang
unik. Pada awalnya logotype dibuat untuk memanfaatkan beberapa elemen
tulisan saja.
Secara teori logo bisa diartikan sebagai gambar atau tulisan
yang terkandung makna dan filosofi tertentu. Filosofi logo menggambarkan semua
aspek yang terdapat pada suatu produk atau perusahaan. Bisa menggambarkan ciri
khasnya, kelebihan, keunikan, hingga visi misi dari produk atau perusahaan
tersebut.
Dengan berkembangnya teknologi, logo dibuat lebih kreatif
lagi karena menggabungkan beberapa elemen lainnya, seperti gambar, sketsa, dan
yang lainnya. Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa logo itu adalah
sebuah tulisan, gambar, atau sketsa yang memiliki makna di dalamnya dan bisa
mewakili identitas atau suatu bentuk entitas, seperti perusahaan, daerah,
lembaga, organisasi, negara atau produk
Jenis-jenis logo
Logo Letter Mark atau biasa disebut logo monogram
yaitu jenis logo yang menggambarkan nama suatu perusahaan atau istilah lainnya
brand dengan menggunakan inisial dari nama brandnya, biasanya logo jenis ini
hanya menggunakan dua hingga empat huruf yang sesuai dengan brand sehingga ini
bisa memudahkan masyarakat untuk mengingatnya. Beberapa contoh dari logo jenis
ini adalah CNN, HBO, NASA, IBM.
Logo Wordmark sebenarnya hampir sama dengan jenis logo
letter mark, hanya saja dalam jenis ini hampir menggunakan seluruh nama brand
atau sebuah perusahaan. Jenis logo ini biasanya digunakan jika nama brand atau
perusahaannya tidak panjang. Beberapa contoh dari logo jenis ini adalah Disney,
Coca-Cola, Facebook, dan lain-lain.
Logo Pictorial Mark atau simbol adalah jenis logo yang
memanfaatkan ikon yang diberikan hiasan dengan grafis tertentu tujuannya untuk
menggambarkan suatu brand atau perusahaan. Bentuk logo atau ikon itu diharapkan
bisa melekat pada masyarakat dan mampu mewakili identitas suatu brand atau
produk. Beberapa contoh dari logo jenis ini adalah Nike, Twitter, Apple, dan
lain-lain.
Logo abstrak hampir sama dengan pictorial mark, bedanya
adalah logo ini memiliki bentuk geometris yang tidak teratur. Logo ini biasanya
untuk menggambarkan suatu bisnis, perusahaan secara keseluruhan hanya dalam
satu gambar. Contoh dari logo jenis ini adalah Adidas, BP, Pepsi, dan
lain-lain.
Logo maskot adalah logo yang terdapat desain suatu karakter
untuk menggambarkan suatu perusahaan atau brand. Umumnya jenis logo ini
terdapat unsur warna yang terlihat cerah dan memiliki sifat yang ceria yang
menjadi bagian penting untuk nilai dari brand atau perusahaan. Logo jenis ini
umumnya dibuat agar bisa memberikan daya tarik kepada anak-anak serta keluarga.
Contoh dari logo ini adalah maskot Kolonel Sanders yang terdapat di logo KFC,
maskot Albi si lebah yang terdapat pada logo Alfamart, dan lain-lain.
Logo kombinasi adalah jenis logo yang menggabungkan jenis
logo wordmark atau letter mark dengan logo abstrak, simbol, atau maskot.
Tulisan yang terdapat pada logo jenis ini digabungkan dengan gambar agar
menghasilkan logo yang menarik. Contoh dari jenis ini seperti Doritos, Burger
King, Lacoste, dan lain-lain.
Logo lambang adalah logo yang terdapat huruf dan dalam suatu simbol atau ikon, segel, lencana yang menjadi inti pada lambang tersebut. Biasanya logo ini digunakan oleh perusahaan atau bidang tertentu saja seperti komunitas, industri otomotif, organisasi, sekolah, atau lembaga pemerintahan. Beberapa contoh logo jenis ini seperti Starbucks, BMW, Harley Davidson, dan lain-lain.
Jadi dalam membuat sebuah logo harus mencari tahu cirikhas
dari perushaan tersebut, dengan begitu akan memudahkan dalam pembuataannya dan
terpancarkan citra yang ingin ditonjolkan dari Perusahaan tersebut. jika membuat
nya asal-asalan akan menghilangkan nilai citra dari perushaan tersebut.
Dan juga memudahkan konsumen dalam mengetahui identitas dari
Perusahaan tersebut, dan juga sebagai awareness bagi para calon konsumen.
Fungsi logo
Untuk Branding
Sebagai bentuk indentitas dari sebuah entitas untuk diberitahukan kepada masyarakat umum. Oleh karena itu, logo harus menggambarkan karakter dari suatu organisasi atau suatu produk. Ini bertujuan agar masyarakat bisa mengenal lalu mengingat suatu logo yang mewakili suatu entitas.
Untuk memberikan motivasi
Logo dapat digunakan untuk memberikan pesan yang berisikan
motivasi kepada seluruh pihak yang sesuai dengan apa yang diharapkan dari suatu
brand. Ambil contoh ketika suatu desain produk dari sabun mandi yang memberikan
motivasi kepada masyarakat agar selalu hidup sehat dan bersih.
Untuk memberitahukan emosi
Logo bisa juga dijadikan sebagai sarana untuk memberitahukan
suatu emosi. Contohnya suatu logo pada produk yang memiliki desain ibu hamil
yang sedang menyusui ini memberitahukan sebuah perasaan kasih sayang seorang
ibu kepada anaknya.
Untuk sarana promosi dan presentasi
Logo juga bisa digunakan untuk sarana presentasi dan promosi. Dengan menggunakan gambar dan kata-kata yang persuasif yang menarik pada logo , bisa memberikan semua informasi yang ingin disampaikan dari perusahaan kepada masyarakat agar mudah diingat.
Dengan adanya fungsi dari sebuah logo akan memudahkan pesan
yang ingin disampai kepada para audiens seperti indentitas, memberikan
motivasi, emosi, dan sebagai media promosi untuk sebuah perushaan tersebut.
Keteria Logo
1. Sederhana
Dalam membuat logo harus sederhanan, karena untuk memudahkan
dalam penyampaian dan mudah diingiat oleh para masyrakat.
2. Unik
Perlunya untuk menggunakan kekreatifan dalam membuat logo, dengan
membuat logo yang unik memungkinkan bisa diingat oleh para masyrakat dari
keunikannya dan juga sebagai perbedaan dari perusahan lainya. Juga sebagai ciri
khas dari perusahaan tersebut.
3. Mudah diingat
Tujuan dari logo juga sebagai media promosi, oleh karena itu
logo juga harus mudah diingat oleh para Masyarakat, dengan membuat logo yang
mudah diingat juga mempengeruhi tingakat penjualan.
4. Serba guna
Logo yang bagus adalah logo yang bisa diterapkan atau
diaplikasikan di banyak media visual, oleh karena itu dalam buat logo harus melakukan
banyak percobaan. Sebab sering terjadi saat pengapliksikan di media yang lebih
kecil logo tersebut tidak terlihat jelas.
5. Tahan lama
Logo yang bisa bertahan lama untuk jangka waktu yang lama.
Contohnya logo KFC yang tidak mengalami perubahan semenjak didirikan hingga
saat ini. kemungkinan untuk perubahan logo itu ada, hanya saja itu akan memakan
waktu dan biaya yang sangat banyak. Dengan adanya perubahan logo ini juga dapat
mempengaruhi masyarakat karena harus beradaptasi dan mengenal lagi dari awal.
Jadi dalam membuat sebuah logo harus ada keteria-keteria
tersebut, jika tidak memenuhi ketria tersebut akan merugian kepada pihak
perushaan karena harus terus gonta ganti logo dan akhirnya harus mengeluarkan
biaya yang banyak dan perlu awareness kepada Masyarakat dari awal lagi. Oleh kerena
itu kita harus membuat logo dengan teliti.
Kesimpulan
Untuk membedakan sesuatu perlu ada pembedanya, dari karakternya,
bentuknya, warna, dll. Dalam sebuah Perusahaan juga perlu ada pembedanya atau
dibilang identitas dari Perusahaan tersebut yang membedakan Perusahaan lainnya.
Maka perlunya adanya logo yang berfungsi sebagai kata, pesan, informasi, yang
menjelaskan citra atau indentias dari Perusahaan tersebut. dengan membuat logo
yang baik dan benar juga tidak langsung mempengaruhi penjualan pasar, karena
konsumen sudah mempercayai citra dari Perusahaan tersebut. contoh seperti brand
aqua, semua Masyarakat ketika ingin minum pasti bilang aqua.
Dalam sebuah logo juga bisa sebagai bahan banding dengan perushaan lainya. Karena logo mengkeretiakan produk yang dijual oleh perushaan, contohnya logo make up harus terlihat cantik dan elegan, logo makanan biasanya menggunakan warna cerah untuk meningkatkan keingian untuk membeli produk makanan tersebut.
Sebagai mahasiswa DKV harus bisa membuat logo yang mengekspresikan
sebuah perushaan, dengan membuat logo yang unik dan prefesional dengan tujuan
untuk mudah diingat oleh para masyrakat yang dapat mempengaruhi peningkatan
penjualan Perusahaan tersebut. dan mudah dalam pengaplikasikan di berbagai
media visual lainya.
Daftar Pustaka
Sanyoto, Sadjiman Ebdi. (2009). Proses warna dan Cahaya.
Diambi dari
https://binus.ac.id/malang/2022/04/62-proses-cahaya-dan-warna/
Arum Rifda. (2022). Macam-macam warna. Diambil dari
https://www.gramedia.com/best-seller/macam-macam-warna/
Harris M. (2021). Teori warna. Diambil dari
https://www.gramedia.com/literasi/teori-warna/
Mita Purbasari., Laura Christina Luzar., dan Yusaira Farhia.
(2014).
Analisis asosiasi kurtural atas warna., (hlm. 177).
Kajian Pustaka BAB II. kwikkiangie.ac.id. Diakses tangal 18
maret. 2024, dari http://eprints.kwikkiangie.ac.id/4424/3/BAB%20II%20KAJIAN%20PUSTAKA.pdf
Nandy. (2021). Tujuan iklan. Diambil dari
https://www.gramedia.com/literasi/tujuan-iklan/
A Andrew. (2021). Tujuan iklan. Diambil dari
https://www.gramedia.com/literasi/logo/
Komentar
Posting Komentar